Rabu, 24 November 2010

menikah ah...


"Mak, aku nikah ya."
"..."
"Aku boleh nikah mak?" ulangku dengan sedikit pelahan.
"Nikahlah. Sudah ada yang menanyakan?"
doeng! "durung" sahut bathin ku
"hihihi ngh, ya gak harus ada yang nanya dulu lah mak, minta izin dulu sama mamak"
"oh ya sudah menikahlah". sahut mamak, lalu obrolan berlanjut seperti biasa, ngalor ngidul.
-----------------------------------

Menikah, berkawin, kyeorun, kekkonsuru, rabi, get married, dan sebutan-sebutan lain semacamnya belakangan menjadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan di sini, maksudku ya di sini ini, di manapun aku berada.

Di rumah ada Pak Lek --yang belakangan semakin gencar menanyakan apakah sudah ada calon--, selain itu ada juga sepupuku yang sering saya curhati tentang masalah ini, di kampus--sebelum ambil cuti seperti sekarang-- beberapa kali aku terlibat obrolan seru tentang menikah dengan mahasiswi kenalan yang rata-rata memasuki usia menikah sepertiku. Nah yang paling seru ya ini, di tempat aku bekerja.

Di tempatku bekerja, usia rekan-rekan seperjuangan juga sama-sama memasuki usia siap nikah (baru faktor usia sich :(| ), bahasan tentang hal satu ini memiliki sisi yang unik dan seru jika dibahas di tempat kerja

(bersambung ah)