Senin, 27 Desember 2010

grab it or ... throw it out


kesempatan

sungguh kata yang biasa saja bagi yang beraggapan ia hanya datang sesekali saat seseorang sedang mujur atau bernasib baik atau memang rezekinya. percayalah, kesempatan adalah milik jiwa jiwa yang percaya dan yakin dan bersungguh sungguh. seseorang dilahirkan dengan dibekali modal 50:50. lima puluh pertama adalah bekal kesuksesan
yang terakhir adalah bekal ketidak-mampuan menyadari akan adanya kesempatan.

"kesempatan hanya datang sekali"

sungguh kita harus berhati-hati mengartikan hal ini, jika tidak, sembarangan arti akan merasuk kepada otak yang kemudian menyimpannya dalam memori dan dengan seenaknya memprogram gerak diri.

kesempatan sekali hanya berlaku dalam kasus hidupnya kita.
artinya "hidup hanya sekali ...satu kali" seperti lirik lagu Tofu. ahahaha

Kesempatan penuh dimiliki oleh ia yang mempergunakan waktu sebaik-baik yag ia bisa, tidak melantur dengan urusan yang membazir masa (raihan mode on).

suatu saat saya terkejut ketika membaca buku tentang sebuah pintu, pintu itu konon rahasia.
pintu itu letaknya ada di mana-mana, tapi sunguh aneh tidak semua dapat melihatnya. pintu itu hanya terbuka bagi mereka yang sadar tempat berpijak dan ruang berlindung atau mereka yang tetap fokus saat ketidak-nyamana datang.

dari kedua golongan itu, yang terakhirlah yang sering kita lihat atau alami. tidak asing bagi kita jika mendengar ada orang yang meraih kesuksesan setelah semua miliknya hilang terlebih dahulu, atau setelah di phk atau setelah putus sekolah atau ketika usaha miliknya bangkrut (bankrupt), dan atau atau lainnya.

satu yang pertama?
sungguh sedikit sekali, karena kebanyakan kita sibuk dengan fikiran masing masing di manapun kita berada. di angkutan umum sibuk memikirkan pekerjaan di kantor atau pekerjaan yang belum selesai di rumah. di jalan antara turun bus dan lokasi kantor asik memandangi baju atau tas bermerekyang dikenanan orang lain. di jalan ketika pulang asik membathin perlakuan sesorang di tempat kerja atau di-di lainnya.

kapan saatnya kita benar-benar terbebas dari itu semua?
saat tidur? (bukan, meskipun terbebas kita tidak mungkin melakukan hal2 lain)
saat terjaga tengah malamlah jawabnya.

(bersambung ah)